PENDAHULUAN
Industrialisasi
menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor
penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas
perorangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sebagian besar penduduk
dunia, terutama di negara-negara maju. Bagi negara berkembang, industri sangat
esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat yang meningkat.1 Industri yang ada pada saat ini ditinjau dari modal
kerja yang digunakan dapat dikelompokkan dalam beberapakelompok yaitu industri
besar (Industri Dasar), industri menengah (Aneka Industri) dan industri kecil.
Industri kecildengan teknologi sederhana/tradisional dan dengan jumlah modal
yang relatif terbatas adalah merupakan industriyang banyak bergerak disektor
informal.
Sektor informal meliputi bidang kegiatan
yang bervariasi. Pekerjaannya menghasilkan beragam barang dan jasa, industri
juga dapat mempengaruhi GDP warga negara itu sendiri dan ketergantungan atau
kemandirian negara itu sendiri dan bisa juga sebagai patokan bahwa negara itu
negara maju atau negara berkembang.
Kreatifitas serta inovasi dapat
dirangsang dalam sektor industri semakin banyak industri yang dihasilkan
semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang akan dihasilkan atau disediakaan
ini juga yang dapat mempengaruhi neraca pembayaran dan tingkat kertergantungan
pada perekonomian indonesia dan modal asing serta utang luar negeri
Permasalahan pada sektor industri yang
utama adalah pada sumber daya manusia, dikarenakan SDM negara indonesia yang
rendah dan angka kertergantungan yang tinggi yang membuat negara indonesia
semakin terpuruk, belum lagi permasalahan yang lain seperti ekonomi, politik,
hukum, budaya dan yang lain yang membuat negara indonesia susah untuk maju sebagai
negara maju.
Awal konsep industrialisasi adalah
Revolusi industri abad 18 di Inggris lalu penemuan metode baru dalam
pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan
peningkatan produktivitas factor produksi.
Industrialisasi adalah suatu proses
interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan
dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan
struktur ekonomi.Industrialisasi merupakan salah satu strategi jangka panjang
untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.
Tujuan
industrialisasi itu sendiri adalah untuk memajukan sumber daya alam yang
dimiliki oleh setiap Negara,dengan didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas,dengan industrialisasi ini maka,Negara berkembanga yang mampu
memanfaatkannya dengan baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara
tersebut.
Beberapa Negara dengan penduduk
sedikit dan kekayaan alam melimpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai
pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi. Tujuan pembangunan industri
nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan
secara nasional, yaitu :
·
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
industri.
·
Meningkatkan ekspor Indonesia dan
pember-dayaan pasar dalam negeri.
·
Memberikan sumbangan pertumbuhan
yang berarti bagi perekonomian.
·
Mendukung perkembangan sektor
infrastruktur.
·
Meningkatkan kemampuan teknologi.
·
Meningkatkan pendalaman struktur
industri dan diversifikasi produk.
·
Meningkatkan penyebaran industri.
Faktor Pendorong Industrialisasi
Faktor-faktor pendorong industrialisasi itu sendiri adalah :
1. kemampuan teknologi dan inovasi
2. laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita
3. kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
4. besar pangsa pasar DN yang ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk
5. ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi
6. keberasaan SDA(sumber daya alam)
7. kebijakan atau strategi pemerintah
Selain faktor pendorong dalam industrialisasi juga terdapat faktor pendukung pembangunan industri dan penghambat industri, pendukung industri diantaranya:
- Kegunaan alam yang melimpah
- Jenis lingungan alam yang tersebar di Indonesia sekarang dapat menimbulkan interaksi antara daerah
- Letak Indonesia yang strategis untuk pemasaran produk industri
- Jumlah penduduk yang cukup besar
- adanya penurunan modal asing di Indonesia
- Jalur pemrintahan lebih banyak, sekarang lebih efesien untuk transportasi hasil industri.
Faktor
penghambat pembangunan Industri dan industri,
diantarnya:
- Kualitas sumber daya manusia yang kurang
- Tergantung dengan suasana sosial dan politik, dimana sering tidak mampu
- Modal yang terbatas
- Penyebaran penduduk yang tidak merata sekarang menyebabkan penyebaran hasil industri juga tidak merata.
Permasalahan Industrialisasi
Hambatan bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi. Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah mengidentifikasinya. Responsnya adalah dibuat Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan.Regulasi pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah daerah. Bahkan, di antara kementerian teknis bukan kebijakan sendiri-sendiri.Tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nonmigas 8,95 persen dan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto 24,67 persen. Ditargetkan total investasi 2010-2014 mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing menjadi kunci utama. Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan.
Strategi Pembangunan Sektor Industri
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasipermasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu:
1.
Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri;
2.
Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri;
3.
Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian;
4.
Mendukung
perkembangan sector infrastruktur;
5.
Meningkatkan
kemampuan teknologi;
6.
Meningkatkan
pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk
7.
Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industrimanufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi.perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk Indonesia. Fokus dari strategi pembangunan industri negara berkembang di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang kolektif.
Industri
manufaktur masa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing
tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia
(comparative advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk
serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau
daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia
Indonesia (competitive advantage).
Susun sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Susun sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
DATA
STATISTIK PDB TAHUN-TAHUN MUTAKHIR BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI
Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian
dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah
(value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah
bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB).
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan PDB.
Berdasarkan
Berita Resmi Statistik No. 12/02/Th. XIV, 7 Februari 2011 yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik, dapat kita lihat bersama bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia cukup meningkat di tahun 2010, jika dibandingkan dengan tahun 2009.
Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan PDB tahun 2010 yang mencapai 6,1%.
Berikut ini data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan yang
sedang berjalan, yang saya peroleh berdasarkan data statistik BPS.
-
Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2010 meningkat sebesar 6,1% terhadap tahun
2009, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
pengangkutan dan komunikasi 13,5% dan terendah di sektor pertanian 2,9%.
Sementara pertumbuhan PDB tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6%.
-
Besaran
PDB Indonesia tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp6.422,9 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.310,7 triliun.
-
Secara
triwulanan, PDB Indonesia Triwulan IV-2010 dibandingkan dengan Triwulan
III-2010 (q-to-q) menurun sebesar 1,4%, tapi bila dibandingkan dengan Triwulan
IV-2009 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,9%.
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6,1% dibanding tahun
2009. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun
2010 mencapai Rp2.310,7 triliun, sedangkan pada tahun 2009 dan 2008
masing-masing sebesar Rp2.177,7 triliun dan Rp2.082,5 triliun. Bila dilihat
berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2010 naik sebesar Rp819,0 triliun, yaitu
dari Rp5.603,9 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp6.422,9 triliun pada
tahun 2010.
Selama
tahun 2010, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 13,5%, diikuti
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,7%, sektor konstruksi 7,0%,
sektor jasa-jasa 6,0%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 5,7%,
sektor listrik, gas dan air bersih 5,3%, sektor industri pengolahan 4,5%,
sektor pertambangan dan penggalian 3,5%, dan sektor pertanian 2,9%. Pertumbuhan
PDB tanpa migas pada tahun 2010 mencapai 6,6% yang berarti lebih tinggi dari
pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,1%.
Sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,7%
memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total
pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5%. Selanjutnya diikuti oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi dan sektor industri pengolahan yang memberikan
peranan masing-masing sebesar 1,2% (Tabel 1).
Dapat
kita lihat bersama bahwa pertumbuhan sektor industri memberikan kontribusi yang
cukup berpengaruh bagi pertumbuhan PDB Indonesia secara keseluruhan. Walaupun
hanya sebesar 4,5%. Dengan melihat hal tersebut, maka seharusnya kita semakin
meningkatkan pertumbuhan di semua sektor, terutama di sektor-sektor yang
persentase pertumbuhannya tidak terlalu tinggi, seperti pada sektor industri.
PERBANDINGAN
PERAN SEKTOR INDUSTRI DENGAN SEKTOR LAINNYA
Dilihat
dari peranan atau kontribusinya, sektor industri merupakan sektor yang
menyumbang terbesar dalam PDB maka dalam proses pembangunan ekonomi sektor
industri dijadikan prioritas pembangunan yang diharapkan mempunyai peranan
penting. Industri
pengolahan adalah industri yang strategis. Industri ini dipandang mampu
mendorong perekonomian Indonesia yang sedang berkembang. Dengan didukung oleh
sumber daya manusia yang melimpah, maka sektor industri pengolahan diharapkan
akan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Pada kenyataannya penyerapan
tenaga kerja pada industri pengolahan kurang mampu untuk menyerap tenaga kerja
yang tinggi. Industri
pengolahan menjadi leading sector sejak tahun 1990 hingga sekarang. Sebelum
tahun 1990, yang menjadi leading sector adalah sektor pertanian. Perubahan
tersebut menyebabkan pembangunan sektor industri merupakan prioritas utama
pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan sektor lain. Perkembangan
sektor industri pengolahan di Indonesia diantaranya dapat dilihat melalui
kontribusi terhadap PDB.
Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan IV-2010
Kinerja perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010 yang digambarkan oleh PDB
atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar 1,4% dibanding triwulan
sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yang lalu yaitu
mengalami kontraksi pada Triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada Triwulan
III.
Pertumbuhan negatif pada
Triwulan IV-2010 ini disebabkan karena sektor pertanian mengalami penurunan
cukup signifikan sebesar 20,3% karena siklus musiman. Sedangkan sektor-sektor
lainnya selama Triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan positif yaitu: sektor
pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,7%, sektor jasa-jasa tumbuh 2,5%, sektor
konstruksi tumbuh 2,5%, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 1,7%, sektor
industri pengolahan tumbuh 1,4%, sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan tumbuh 1,3%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 0,7%,
serta sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 0,6% (Tabel 2). Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada Triwulan IV-2010
bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2009 (y-on-y) mengalami pertumbuhan
sebesar 6,9%. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu:
sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar
15,5%, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 8,4%, sektor jasa-jasa
tumbuh 7,5%, sektor konstruksi tumbuh 6,7%, sektor keuangan, real estate dan
jasa perusahaan tumbuh 6,3%, sektor industri pengolahan tumbuh 5,3%, sektor
listrik, gas dan air bersih tumbuh 4,3%, sektor pertambangan dan penggalian
tumbuh 4,2%, serta sektor pertanian tumbuh 3,8%.
Struktur PDB Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2008—2010
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga
berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun.
Tiga sektor utama yaitu : sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan sebesar 53,8% tahun
2010. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8%, sektor
pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan
masing-masing sebesar 15,3% dan 13,7%.
Dibandingkan dengan tahun
2008 dan 2009, pada tahun 2010 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor
kecuali : sektor industri pengolahan turun dari 27,8% menjadi 24,8% dan sektor
keuangan, real estate dan jasa perusahaan turun dari 7,5% menjadi 7,2%. Peranan
sektor pertanian naik dari 14,5% menjadi 15,3% , sektor konstruksi naik dari
8,5% menjadi 10,3%, sektor pengangkutan dan komunikasi naik dari 6,3% menjadi
6,5%, dan sektor jasa-jasa naik dari 9,7% menjadi 10,2%. Selanjutnya jika
dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 89,5% pada tahun 2008
menjadi 91,7% pada tahun 2009 dan 92,2% pada tahun 2010. Berdasarkan
data yang disajikan di atas, kita dapat melihat bahwa peranan sektor industri
saat ini mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2008 dan 2009. Hal
inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama untuk memajukan peranan
sektor industri kita. Tidak hanya itu saja, tetapi juga meningkatkan
pertumbuhan di semua sektor yang kita miliki.
NERACA PEMBAYARAN DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA MODAL ASING
·
NERACA PEMBAYARAN
Neraca
pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional
yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara dengan penduduk luar negeri
selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS. BOP
sangat berguna karena menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan
posisi keuangan internasional dari suatu negara, dan juga BOP merupakan salah
satu indikator fundamental ekonomi dari suatu negara disamping
variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
BOP terdiri atas 3 saldo, yaitu:
-
Saldo
neraca transaksi berjalan ( TB )
-
Saldo
neraca modal ( CA )
-
Saldo
neraca moneter ( MA )
TB
adalah jumlah
saldo dari 1.neraca perdagangan yang mencatat ekspor dan impor barang 2. Neraca
jasa yang mencatat ekspor dan impor termasuk pendapatan royalti bunga deposito,
transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran bunga cicilan utang luar
negeri dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja indonesia diluar negeri dan 3.
Transaksi-transaksi sepihak, yakni yang mencatat transaksi keuangan internasional
sepihak atau tanpa melakukan kegiatan keuangan tertentu sebagai kompensasi dari
pihak penerima. Terkadang, untuk menutupi defisit TB dilakukan fasilitas khusus
dari IMF yaitu Special Drawing Rights.
CA adalah neraca ygmencatat arus
modal jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar yang terdiri atas modal
pemerintah neto dan lalu lintas modal swasta neto. Modal pemerintah yaitu
selisih antara pinjaman baru yg didapat dari luar negeri dan pelunasan utang
pokok dari pinjaman yg didapat pada periode sebelumya yang sudah jatuh tempo.
Lau lintas modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi yg masuk,
pinjaman dari luar negeri, dan pelunasan utang pokok swasta dan dana investasi
keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua macam yaitu investasi langsung
dan investasi tidak langsung.
MA adalah neraca yg mencatat
perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yg masuk dan keluar
dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yg dicatat oleh bank sentralnya.
CD yg dicatat secara resmi, disebut neraca cadangan.
Selisih
perhitungan antara neraca cadangan dan neraca moneter disebut error &
omission. Karena secara keseluruhan saldo BOP harus ( nol=kredit ), maka
MA berfungsi sebagai pos pengimbang agar selisih agar selisih antara neraca
cadangan agar selisih antara neraca cadangan dan e&o sama dengan 0. Oleh
karena itu, didalam MA tanda ( + ) berarti defisit atau CD berkurang dan tanda
( - ) artinya surplus ( CD bertambah )
·
MODAL ASING
Manfaat
Bagi Negara Pemberi dan Negara Penerima
Seperti
halnya perdagangan Internasional, mobilisasi modal antar negara mempunyai
manfaat bagu negara pengekspor maupun pengimpor modal tersebut. Proyek
investasi dengan tingkat pengembalian ( return on investment ; ROI ) yang
tinggi di suatu negara tidak akan dikorbankan karena kelangkaan dana, sementara
proyek investasi dengan hasil yang rendah di negara yg memiliki dana dana
berlimpah dapat terus dilaksanakan. Manfaat dari adanya investasi dari DCs di LDCs
juga harus dilihat dalam bentuk pertumbuhan output ( PDB ) kesempatan kerja dan
pendapatan, peralihan teknologi, pengetahuan manajemen, dll.
Pembiayaan Defisit Tabungan-Investasi (
S-I Gap )
BAGI Indonesia modal asing
diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit neraca transaksi berjalan atau
menutupi kekurangan CD, tetapi juga untuk membiayai investasi di dalam negeri.
Defisit neraca transaksi berjalan paling tidak harus dikompensasi dalam jumlah
yg sama oleh surplus CA agar CD tidak berkurang. Semakin besar defisit neraca
transaksi berjalan, semakin besar modal masuk yg diperlukan untuk menjaga agar
CD tidak berkurang. Indonesia selama ini sangat tergantung modal asing untuk
membiayai investasi didalam negeri karena dana yg bersumber dari tabungan lebih
kecil daripada kebutuhan dana untuk investasi.
Perkembangan Arus Modal Masuk
Sebagian besar modal asing yang
masuk ke Indonesia adalah modal resmi, walaupun porsinya bervariasi antar
tahun. Ini karena modal asing resmi lebih dominan dibandingkan modal swasta
sebagai sumber eksternal bagi pembiayaan tabungan-investasi gap
Indonesia. Terutama sejak kerisis ekonomi yg disusul dengan krisis politik dan
sosial, peran modal asing resmi semakin penting terutama dari IMF, Bank Dunia
dan CGI, sedangkan peran dari modal asing berkurang karena indonesia menjadi
tidak menarik lagi atau tidak aman untuk investasi. Sebenarnya
yang penting bukan angak persetujuan untuk diperhatikan., tetapi angka
realisasinya. Data dari BKPM yang diolah oleh Litbang harian Kompas menunjukan
bahwa nilai realisasi investasi langsung di Indonesia baik PMDN maupun PMA
rata-rata pertahun sangat kecil sebagai suatu persentase dari nilai investasi
yg disetujui.
Arus Modal Resmi
Arus
modal resmi dalam bentuk pinjaman maupun bantuan pembangunan dari negara-negara
donor secara individu ( pinjaman bilateral ). Pada saat ktisis Indonesia
membutuhkan bantuan luar negeri karena modal asing swasta menurun drastis. Pada
saat investasi asing mulai masuk lagi ke Indonesia, bantuan luar negeri
terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF menunjukan tren
yang menurun. Bagian
terpenting dari arus modal resmi yg diterima oleh pemerintah indonesia setiap
tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan bunga sangat
murah dan persyaratan-persyaratan sangat lunak, maupun dalam bentuk hibah.
Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari sumber eksternal
berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah (APBN) yakni sebagai
berikut:
BPN = G – Ty
BPN = bantuan pembangunan neto
G= pengeluaran pemerintah
Ty= pendapatan pemerintah
Apabila
G>Ty yakni APBN defisit, arus APBN ke Indonesia positif, dan sebaliknya.
Karena
defisit APBN dibiayai oleh modal asing resmi yg sebagian besar dalam bentik
pinjaman, maka semakin besar defisit APBN, semakin besar pemerintah dalam
pembayaran bunga pinjaman. Dan semakin besar pembayaran bunga pinjaman, semakin
besar defisit NJ ( TRANSFER NETO) yang kalau lebih besar dari pada
surplus NP mengakibatkan semakin besar defisit saldo TB. Berarti, defisit TB
mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus modal asing resmi atau BPN.
·
UTANG
LUAR NEGERI
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB
Salah satu komponen terpenting
dari arus modal masuk yang banyak mendapat perhatian di dalam literatur
mengenai pembangunan ekonomi di LDCs adalah ULN. Tingginya ULN dari banyak LCDs
disebabkan oleh faktor-faktor:
-
Defisit
TB
-
Kebutuhan
dana untuk membiayai tabungan-investasi gap yang negatif
-
Tingkat
inflasi yang tinggi
-
Dan
ketidakefisiensinya struktural di dalam perekonomian mereka.
Jika
sebuah negara telah mecapai suatu tingkat pembangunan tertentu pada fase
terakhir dari proses pembangunan, ketergantungan negara tersebut terhadap
pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan periode pada saat
negara itu baru mulai membangun. Proksi yang umum digunakan untuk mengukur
tingkat pembangunan sebuah negara adalah tingkat PDB dalam nilai riil
perkapita, sedangkan indikator-indikator makro yang umum digunakan untuk
mengukur tingkat ketergantungan sebuah negara yerhadap bantuan atau ULN adalah
misalnya rasio ULN-PDB atau rasio ULN terhadap nilai total dari perdagangan
luar negeri ekspor+impor atau terhadap nilai ekspor.
Perkembangan ULN Indonesia
Dalam kasus Indonesia, tren
perkembangan ULN-nya cenderung menunjukkan suatu korelasi positif antara
peningkatan jumlah ULN yang sering disebut Growth With Indebtedness. ULN Indonesia terdiri dari
sektor publik ( pemerintah dan BUMN ) dan swasta yang digaransi maupun tidak
oleh pemerintah. Sejak krisis ekonomi pinjaman dari IMF menjadi komponen
penting dari ULN pemerintah yang dapat dikatakan sebagai penyelamat Indonesia
hingga tidak sampai mengalami status kebangkrutan secara finansial. Khusus untuk ULN pemerintah, salah
satu rasionya dalah pembayaran DS terhadap pengeluaran pemerintah. Selama
periode 1993-1994-2000, rasio paling rendah adalah 60% (1993-1994) dan paling
tinggi adalah 140% (2000) . Perhitungan rasio ini tidak termasuk utang dari
IMF. Rasionya akan lebih tinggi jika termasuk IMF.Rasio pembayaran DS terhadap
pengeluaran pemerintah tersebut jauh lebih besar dibandingkan rasio BP luar
negeri terhadap pengeluaran pembangunan, yang artinya beban pembayaran DS lebih
besar daripada keuntungan dari adanya pinjaman lunak untuk membiayai pinjaman. Beban
pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar sejak krisis ekonomi atau
tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha pemulihan ekonomi nasional.
Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yg tidak dapat dipakai oleh
pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh difungsikan sebagai
pendukung. BI
membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yg harus dilakukan oleh
pemerintah kepada IMF selama periode 2002-2010. Perhitungan ini didasarkan pada
jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga Juni 2002 sebesar
9,4 miliar dolar AS. Hingga 2010 jumlah pokok utang dan bunga yang dibayar
mencapai masing-masing 9,4 miliar dolar AS dan hampir 1 miliar dolar AS.
Penutupan
Demikianlah
makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Referensi
http://pdfsearchpro.com/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-pdf.html
http://eprints.undip.ac.id/263522JURNAL_REZAL_WICAKSONO_C2B006060.pdf
http://remaja-berencana.blogspot.com/2014/05/faktor-pendukung-dan-penghambat.html
http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=215
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/28/11002592/Industri.Hambatannya.Masih.Sama
http://www.datacon.co.id/Outlook-2010Industri1.html
http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=215
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/28/11002592/Industri.Hambatannya.Masih.Sama
http://www.datacon.co.id/Outlook-2010Industri1.html
http://ghozaliq.com/2013/09/13/tujuan-pembangunan-industri/